Nike bergerak cepat di bawah kepemimpinan Elliott Hill, CEO baru mereka, dengan rencana strategis untuk mengembalikan kejayaan merek olahraga ini. Dalam 60 hari pertama masa kepemimpinannya, Hill mengungkapkan strategi utamanya: menghidupkan kembali inovasi produk, memperkuat kerja sama dengan mitra grosir, dan menghadirkan cerita pemasaran yang berfokus pada atlet. Semua langkah ini mengacu pada satu pedoman utama: olahraga adalah bintang penuntun mereka.
“Saya sangat bersemangat untuk kembali ke Nike dan bekerja bersama tim saya,” ujar Hill. “Saya memiliki kecintaan yang luar biasa terhadap perusahaan ini dan ingin melihatnya sukses lagi.”
Sejak mengambil alih posisi pada September lalu, Hill menghadapi tantangan berat. Penjualan kuartal kedua Nike mengalami penurunan 9 persen dibandingkan tahun lalu, menjadi $12,4 miliar. Meski begitu, angka tersebut masih lebih baik dari prediksi analis. Saham Nike pun naik tipis 0,6 persen setelah laporan ini dirilis.
Baca juga: PUMA Kolaborasi dengan adam&eveDDB, Hadirkan Strategi Brand Baru di 2025
Hill mengakui bahwa Nike telah kehilangan fokus pada esensi olahraga. Namun, ia menegaskan komitmennya untuk membawa kembali semangat itu. “Kami akan menempatkan olahraga dan atlet di pusat setiap keputusan yang kami buat. Obsesi kami terhadap olahraga adalah yang membedakan Nike dari merek lain,” katanya.
Dalam 60 hari terakhir, Hill telah melakukan perjalanan intensif untuk mendapatkan wawasan langsung. Ia bertemu dengan mitra grosir, komisioner liga olahraga seperti NFL, NBA, dan WNBA, hingga atlet ternama seperti Michael Jordan, Cristiano Ronaldo, dan Serena Williams. Selain itu, Hill juga mengunjungi pusat distribusi dan mitra manufaktur Nike untuk memahami tantangan mereka secara mendalam.
Strategi utama Hill mencakup beberapa langkah konkret. Pertama, ia ingin membangun kembali budaya perusahaan yang berpusat pada olahraga. Caranya adalah dengan menyortir produk yang kurang relevan di pasar dan mempercepat inovasi di seluruh lini produk. Nike juga akan membentuk tim lintas fungsi yang lebih gesit untuk fokus pada kebutuhan atlet berdasarkan gender dan kategori olahraga.
“Kami akan kembali mengandalkan wawasan mendalam dari atlet untuk mendorong inovasi, desain, dan penciptaan produk,” ujar Hill. Fokus ini akan terlihat di beberapa musim mendatang, terutama pada kategori lari, pelatihan, pakaian olahraga, dan merek Jordan.
Di sisi pemasaran, Hill ingin Nike lebih berani membuat pernyataan besar. Ia menyebutkan beberapa momen penting seperti kemenangan New York Liberty di WNBA dan kampanye maraton di Berlin, Shanghai, New York City, dan Chicago sebagai contoh upaya untuk mendekatkan merek ini dengan komunitas lokal. Hill juga menyoroti pentingnya hubungan sehari-hari dengan atlet dan influencer di berbagai level.
Selain itu, Hill berencana memperkuat kehadiran Nike di kota-kota kunci seperti New York, London, Shanghai, dan Tokyo. Investasi di wilayah-wilayah ini diharapkan dapat menciptakan koneksi yang lebih kuat dengan konsumen serta meningkatkan hubungan dengan mitra dan atlet lokal.
Namun, perjalanan ini tidak tanpa tantangan. Hill mengakui bahwa fokus Nike pada penjualan digital telah mengorbankan kesehatan pasar secara keseluruhan. Untuk mengatasi ini, ia berencana menciptakan pasar yang lebih premium dan terintegrasi antara saluran digital Nike dan mitra grosir. “Kami akan bekerja untuk membangun kembali kepercayaan mitra grosir kami,” katanya.
Langkah-langkah ini mungkin berdampak pada hasil jangka pendek, dengan penurunan pendapatan dan tekanan tambahan pada margin laba kotor. Namun, Hill optimis terhadap prospek jangka panjang Nike. “Kami mengambil keputusan yang terbaik untuk kesehatan merek dan bisnis kami dalam jangka panjang,” tegasnya.
Dengan semangat tinggi dan visi yang jelas, Hill percaya bahwa perjalanan ini akan penuh tantangan tetapi sangat berarti. “Ini tidak akan mudah, tapi kami siap untuk menghadapi tantangan ini,” tutupnya.