YouTube baru saja mengumumkan langkah besar untuk lindungi identitas digital selebriti dengan menggandeng Creative Artists Agency (CAA). Kolaborasi ini menjadi yang pertama di industrinya, memberikan aktor, atlet, dan talenta lainnya kontrol lebih besar atas penggunaan wajah mereka secara digital di platform tersebut.
Langkah ini menegaskan komitmen YouTube dalam menciptakan ekosistem AI yang bertanggung jawab. Bersama CAA, mereka mengembangkan teknologi “likeness management” yang mampu mendeteksi dan mengelola konten berbasis AI yang menampilkan wajah seseorang di YouTube secara masif. Teknologi ini akan mulai diuji coba pada awal 2025 dengan melibatkan nama-nama besar dari dunia hiburan dan olahraga, meski nama-nama tersebut masih dirahasiakan.
CEO dan Co-Chairman CAA, Bryan Lourd, menyatakan pembicaraan awal dengan CEO YouTube, Neal Mohan, berfokus pada pentingnya menciptakan lingkungan AI yang etis dan melindungi hak cipta artis. “Kami mendukung langkah YouTube untuk memberikan solusi ramah talenta yang memastikan mereka memiliki kendali lebih besar atas wajah digital mereka,” ujar Lourd.
Sistem baru ini bekerja dengan cara mendeteksi replika AI yang tidak sah dan memungkinkan talenta meminta penghapusan konten tersebut. Teknologi ini akan mendapatkan masukan dari peserta awal untuk menyempurnakan sistem sebelum peluncuran luas. Selain itu, YouTube akan memperluas uji coba dengan melibatkan kreator top dan profesional lainnya.
Upaya ini juga melengkapi pengembangan teknologi YouTube lainnya, seperti sistem identifikasi konten bernyanyi sintetis dalam Content ID. Teknologi ini memungkinkan mitra mendeteksi suara bernyanyi hasil rekayasa AI. Bahkan, YouTube kini memberikan pilihan bagi kreator dan pemegang hak untuk menentukan apakah konten mereka boleh digunakan oleh pihak ketiga dalam melatih model AI.
Kolaborasi ini juga sejalan dengan layanan theCAAvault milik CAA, yang memberi klien kemampuan menyimpan dan melindungi identitas digital mereka, termasuk wajah, tubuh, dan suara. Layanan ini memastikan artis memiliki kontrol penuh atas data digital mereka, dengan mengutamakan persetujuan, kredit, dan kompensasi.
Neal Mohan, CEO YouTube, menyebut bahwa kolaborasi dengan CAA adalah langkah signifikan untuk menciptakan masa depan di mana artis dan kreator dapat menikmati potensi AI tanpa kehilangan kendali atas kreativitas mereka. “Kami percaya bahwa pendekatan bertanggung jawab terhadap AI dimulai dari kemitraan yang kuat, dan CAA adalah mitra yang tepat untuk langkah awal ini,” ujar Mohan.
CAA juga aktif bekerja sama dengan pembuat kebijakan untuk merumuskan regulasi AI yang mendukung perlindungan hak cipta dan kepentingan kreator. Salah satu langkah pentingnya adalah mendukung legislasi No Fakes Act, yang baru-baru ini diperkenalkan di Kongres AS.
Kerja sama antara YouTube dan CAA ini menjadi tonggak penting dalam usaha melindungi identitas digital dan membangun masa depan yang lebih aman bagi para kreator.