Gary Vaynerchuk, sosok di balik VaynerX, tidak hanya dikenal sebagai pengusaha kreatif, tetapi juga ikon yang berhasil menembus batas industri iklan. Tahun ini, VaynerX diprediksi mencapai pendapatan lebih dari $300 juta atau sekitar Rp4,8 triliun, sebuah pencapaian yang menggandakan pendapatan mereka hanya dalam lima tahun terakhir. Angka ini tentu jauh melampaui pertumbuhan rata-rata industri iklan global.
Strategi yang membawa VaynerX ke puncak? Diversifikasi layanan. Tidak lagi sekadar fokus pada media sosial, VaynerX kini menawarkan beragam solusi seperti media retail, periklanan TV, hingga konsultasi digital. Layanan konsultasi yang baru diluncurkan pada 2022, misalnya, langsung menyumbang 10% dari pendapatan mereka. Dari strategi media sosial hingga komunikasi perusahaan, VaynerX membantu klien memahami cara terbaik meraih perhatian audiens.
Ekspansi global juga menjadi kunci sukses Vaynerchuk. Dengan tim berjumlah hampir 2.000 karyawan yang tersebar dari New York hingga Singapura, VaynerX berhasil menembus pasar Asia Pasifik dan Amerika Latin. Wilayah ini kini menyumbang 20% dari pendapatan perusahaan—angka yang menunjukkan betapa besar potensi pasar internasional bagi agensi ini.
Namun, di balik angka-angka fantastis ini, Vaynerchuk juga menghadapi tantangan besar: disrupsi teknologi AI. Generative AI kini mengancam banyak pekerjaan di industri periklanan. Tapi alih-alih menolak atau bergantung sepenuhnya pada AI, Vaynerchuk memilih jalan tengah. Menurutnya, AI bukan hanya soal memangkas biaya, melainkan juga tentang menciptakan efisiensi internal dan eksternal. “Klien saya hanya ingin satu hal: relevansi. Entah kontennya dibuat AI atau manusia, yang penting bisa menjangkau audiens,” ujarnya.
Salah satu contoh sukses VaynerX tahun ini adalah kampanye Mug Root Beer milik PepsiCo. Alih-alih memakai pendekatan tradisional, tim VaynerMedia—divisi media milik VaynerX—membanjiri media sosial dengan berbagai ide kreatif, seperti resep ramen dan boba tea dengan Mug Root Beer. Hasilnya? PepsiCo mampu menemukan konten mana yang paling disukai audiens sebelum memutuskan strategi utama. Pendekatan ini terbukti lebih cepat, efisien, dan tepat sasaran.
Greg Lyons, CMO PepsiCo untuk bisnis minuman Amerika Utara, mengakui keunggulan VaynerX. “Mereka paham budaya dan tren sosial dengan sangat cepat. Mereka pernah bikin iklan Super Bowl untuk kami, tapi kekuatan terbesar mereka ada di pendekatan ‘social-first’,” katanya.
Ke depan, Vaynerchuk optimis bisa menggandakan pendapatan VaynerX lagi dalam lima tahun ke depan. Dengan kombinasi kreativitas, teknologi, dan pemahaman mendalam tentang budaya, VaynerX terus membuktikan bahwa mereka bukan sekadar agensi iklan biasa. Dari media sosial hingga AI, Vaynerchuk selalu berada satu langkah di depan.