Industri periklanan global mencatat sejarah baru pada tahun 2024. Berdasarkan laporan terbaru dari GroupM, total pendapatan iklan global diproyeksikan tumbuh sebesar 9,5% dan mencapai lebih dari $1 triliun untuk pertama kalinya. Angka ini tidak hanya mengesankan, tetapi juga menjadi bukti bahwa dunia periklanan terus berevolusi, dengan iklan digital sebagai pendorong utama. Pertumbuhan ini tidak lepas dari peran para pemain besar di industri ini yang mampu memanfaatkan teknologi dan tren digital untuk terus memperluas jangkauan mereka.
Dengan ekspansi digital yang makin masif, iklan digital terus menunjukkan dominasinya. Pada 2024, segmen ini diperkirakan tumbuh hingga 12,4% secara global. Tidak hanya itu, pada 2025, iklan digital akan menguasai hampir 73% dari total pendapatan iklan global. Angka-angka ini menunjukkan bagaimana dunia periklanan kini telah berpindah dari media tradisional ke ranah digital yang lebih fleksibel, terukur, dan mampu menjangkau audiens yang lebih luas.
Salah satu bintang baru di ranah digital adalah media ritel atau retail media. Segmen ini mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dan diperkirakan akan mencapai pendapatan sebesar $177,1 miliar pada 2025. Menariknya, media ritel diproyeksikan akan melampaui total pendapatan iklan televisi, termasuk layanan streaming. Hal ini menandai pergeseran besar dalam cara merek dan bisnis memprioritaskan saluran pemasaran mereka.
Di sisi lain, media luar ruang (Out-of-Home/OOH) tetap mampu mempertahankan posisinya di tengah gempuran digitalisasi. Digitalisasi OOH, yang dikenal sebagai Digital OOH (DOOH), menjadi penyelamat bagi kategori ini. Pada 2025, DOOH diperkirakan menyumbang 42% dari total pendapatan global OOH, membuktikan bahwa media luar ruang tetap relevan di era digital.
Namun, tantangan besar dihadapi oleh media tradisional lainnya, seperti cetak dan radio. Iklan cetak terus mengalami penurunan yang signifikan, terutama karena pergeseran konsumen ke platform digital. Transformasi digital yang cepat, ditambah dengan kehadiran teknologi berbasis AI, semakin mempercepat penurunan ini. Sementara itu, iklan audio diperkirakan akan stagnan, tanpa pertumbuhan signifikan di masa mendatang.
Dalam peta periklanan global, Amerika Serikat dan China tetap menjadi dua pasar terbesar. AS diperkirakan mencatat pendapatan iklan sebesar $400,2 miliar pada 2024, tumbuh 9% dibandingkan tahun sebelumnya. China, dengan pertumbuhan yang lebih tinggi sebesar 13,5%, akan mencapai $204,5 miliar. Inggris mempertahankan posisinya di peringkat ketiga, diikuti oleh Jepang. Jerman, Prancis, Kanada, Brasil, India, dan Australia melengkapi daftar sepuluh besar pasar periklanan dunia.
Pertumbuhan yang bervariasi di setiap pasar menunjukkan bagaimana dinamika lokal memengaruhi belanja iklan. Pasar seperti India dan Brasil, misalnya, terus melihat peluang besar dari populasi yang semakin terhubung secara digital. Di sisi lain, pasar yang lebih matang seperti AS dan Eropa fokus pada inovasi untuk mempertahankan relevansi di tengah persaingan yang semakin ketat.
Laporan dari GroupM ini juga menjadi bukti bagaimana peran data dan teknologi semakin penting dalam dunia periklanan. Sebagai bagian dari WPP, GroupM adalah pemain utama dalam investasi media global. Dengan portofolio agensi seperti Mindshare, Wavemaker, EssenceMediacom, dan T&Pm, GroupM mengelola lebih dari $60 miliar investasi media setiap tahun. Melalui kombinasi skala global, keahlian, dan inovasi, mereka terus menciptakan nilai berkelanjutan bagi klien di seluruh dunia.
Industri periklanan global kini memasuki era baru yang ditandai dengan dominasi digital dan inovasi teknologi. Dengan semua perubahan ini, satu hal yang pasti: iklan digital akan terus menjadi motor penggerak utama, membantu bisnis menjangkau audiens secara lebih efektif dan menciptakan dampak yang lebih besar. Apakah tren ini akan bertahan? Melihat potensi teknologi yang terus berkembang, jawabannya hampir pasti: iya. Dunia periklanan tidak akan berhenti di sini, dan sejarah baru akan terus tercipta di tahun-tahun mendatang.